Malem sobat atheano, pada malam ini saya kembali lagi dengan Komik Naruto, yang akan melanjutkan cerita Naruto Gaiden, yang mana minggu lalu saya sudah share Komik Naruto Gaiden Chapter 2. Dan sekarang memasuki Chapter 3.
Naurot Gaiden malam ini yang saya share berjudul Kesempatan Bertemu.
Baik langsung saja kita simak Komik Naruto Gaiden Chapter 3 - Kesempatan Bertemu.
NARUTO GAIDEN CHAPTER 3 - KESEMPATAN BERTEMU
Naruto bersiap pergi menemui Sasuke, di depan gerbang desa Konohagakure, ia berbincang sebentar dengan penasehatnya, Shikamaru. Sementara Sarada dan Chocho dari kejauhan mengintip gerak-gerik Hokage Ketujuh itu.
"Katakan maaf dariku untuk Boruto." ucap Naruto pada Shikamaru.
"Aku harus cepat, aku punya perasaan tak enak tentang hal ini."
Di balik pepohonan, Sarada dan Chocho mengintip Naruto yang mulai berangkat meninggalkan desa. Sarada begitu cermat mengamatinya.
"Itu kan Hokage Ketujuh, apa ia menuju arah yang sama dengan kita?" ucap Chocho disebelah Sarada, ia belum tahu maksud Sarada yang sebenarnya.
Naruto kemudian bergegas, ia berlari ingin segera bertemu dengan Sasuke membahas misteri yang sebelumnya disampaikan Sasuke padanya lewat pesan.
Melihat Naruto yang mulai bergerak dengan cepat, Sarada juga ikut bergerak, ia tak mau kehilangan jejak orang yang ingin diikutinya itu.
"Oi! Ayo Chocho, kita juga harus cepat!" ucapnya.
"Aku berharap kita bisa menemukan daerah untuk dimakan..." ucap Chocho, tangannya ditarik Sarada, tapi yang terjadi kemudian...
Gubrak!!
"Ow!" Mereka berdua terjatuh.
"Maaf! Apa kau baik-baik saja?! Apaan sih tadi..." ucap Sarada.
"Kita mau mencari orang tua kita kan? Mengapa kau begitu bersemangat sampai begitunya?" ucap Chocho dengan nada kesal.
Shikamaru yang belum beranjak dari tempat berdirinya setelah berpisah dengan Naruto tiba-tiba kedatangan dua orang anak dari belakangnya.
"Kau terlambat..." ucapnya sambil menengok ke kedua anak dibelakangnya. Ternyata mereka adalah Boruto dan Mitsuki, murid Akademi yang datang dengan maksud tertentu.
"Huftt..." tampak raut kecewa di wajah Boruto, di tangannya ada sebuah bungkusan yang sepertinya adalah bekal makanan, ia ingin mengantarkan itu pada ayahnya namun terlambat.
"Apa itu?" tanya Shikamaru.
"Makan siang." jawab Boruto masih dengan kecewanya.
"Oh, jadi itu maksudnya tadi dia pesan permintaan maaf."
Boruto sepertinya benar-benar kecewa, ia terlihat sedikit kesal. "Aku tahu, ayo Mitsuki!" ucapnya sambil berbalik arah dan ingin kembali masuk ke desa.
"Kita masih bisa mengejarnya kan?" ucap Mitsuki.
Namun tiba-tiba Sarada dan Chocho muncul di hadapan Boruto, mereka sepertinya tidak langsung berangkat mengikuti Naruto.
"Aku bisa membawakan bekal makan siang itu jika kau mau?" ucap Sarada perlahan mendekati Boruto sambil berlari, sementara Chocho yang masih diseblahnya terlihat lelah dengan nafas ngos-ngosan.
"Sarada...."
"Kami sedang dalam liburan... aku bisa memberikannya dalam perjalanan."
"Bukankah itu ide yang bagus, ya kan Chocho? Kau bilang kau ingin santai dalam perjalaan." ucap Sarada bersemangat.
"Aku tak masalah.. tapi apa itu cukup untuk aku..." jawab Chocho.
"Tidak... tak apa, aku akan membawa ini pulang dan membiarkan ibu tahu! Dia tahu Ibu menyuruh aku membawa ini tapi tetap dia pergi..."
"Bukan masksudku kesini dengan tujuan lain." ucap Sarada yang mulai serius, setelah ia mendengar ucapan Boruto tentang orang tuanya, ia begitu sensitif ketika ada pembicaraan tentang orang tua.
"Apa?" mereka berdua saling bertatapan.
"Kubilang biar aku yang memberikannya."
"Yah kalau kau tak mau memakannya, biar aku saja yang memakannya..." sela Chocho di percakapan Boruto dan Sarada.
Sementara mereka sedang berdebat, rekannnya, Mitsuki mengajak Chocho untuk menjauh sebentar. "Kemari sebentar..." ucap Mitsuki pada Chocho.
"Ayolah..."
"Mau nembak aku ya?" Chocho kepedean.
"Ya ampun... gejala penyakitmu semakin buruk.
Mereka berdua pun pergi menjauh, membiarkan Boruto dan Sarada menyelesaikan pembicaraannya yang mulai memanas.
"Ini bukan urusanmu!" bentak Boruto, Shikamaru yang masih berada disana hanya diam memperhatikan mereka berdua.
"Kenapa sih, setidaknya ada orang yang menunggumu selalu, kalau itu aku... aku pasti akan melakukannya sendiri!
"Dan... Bekal itu bukan hanya untuk dimakan ya kan? Makanan yang disiapkan oleh orang yang dicintai..." ucap Sarada, wajahnya seperti memikirkan sesuatu.
Boruto berpikir sesuatu tentang ucapan Sarada, ia membayangkan wajah Ibunya.
"Apa sih maksud kamu?" tanya Boruto.
Shikamaru yang memperhatikan mereka berdua daritadi akhirnya angkat bicara.
"Naruto menuju bukit, serahkan padanya Boruto..." ucapnya.
Boruto tak bisa apa-apa, akhirnya ia menyerahkan bekal makan siang itu pada Sarada. "Baiklah, ini."
"Akan kupastikan sampai kepadanya." Sarada akhirnya menerima bekal itu.
"Ayo Chocho."
"Baik." jawab Chocho. "Kupikir dia menyukaiku, ya ampun..." tambahnya.
Mereka berdua bergegas, berlaring menuju lokasi yang diberitahukan Shikamaru tentang arah kepergian Hokage Ketujuh.
Di tengah perjalanan, sesosok
makhluk mengintip mereka dari semak-semak, makhluk kecil bermata satu, yang
ternyata mata itu tak lain tak bukan adalah sharingan, seperti mini Juubi.
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 3 By DNI ---
Di tempat lain, pria dengan sharingan yang sebelumnya menyerang Sasuke dan orang berjubah Akatsuki berbincang.
"Dia telah bergerak."
"Aku melihatnya juga."
"Baiklah, cukup mata-matanya, kita ada pekerjaan Shin."
"Bawakan putrinya... Dia yang pakai kacamata... dengan lambang klan Uchiha." perintah sosok yang berjubah Akatsuki itu, wajahnya tampak, sebuah bola mata sharingan di mata kirinya dengan sisi-sisi yang sepertinya terluka akibat transplantasi mata.
Latar beralih ke tempat Chocho dan Sarada yang mengejar jejak Naruto
"Hei, memang tak menjadi masalah bila Tuan Hokage memakannya, tapi jika kau lari secepat itu bekalnya akan berantakan." ucap Chocho.
"Kita harus cepat, atau kita tak bisa menyusulnya." ucap Sarada dengan tegas.
"Dan yang terpenting adalah membuatnya makan makanan ini!" tambah Sarada.
Sementara itu, Naruto berlari semakin cepat.
"Mereka masih bermunculan, maksudku itu aneh walau mereka bersembunyi dibalik rimbunnya semak, tapi.." ucap Naruto dalam hati sambil merasakan sesuatu. Naruto berada dalam Sennin Mode Katak.
"Enghh.. sepertinya akan lebih baik jika aku menghampiri mereka daripada aku menunggu mereka mengejarku." ucap Naruto. Akhirnya Naruto pun mulai bergerak kembali menuju ke tempat Sarada dan Chouchou.
*BRUUAGGHH...
"Ngh.. a-aku tidak bisa lari lagi.." ucap Chocho yang terjatuh."Yahh,
TAP.. seseorang datang menghampiri mereka berdua..
"Ohh, itu dia..." Chocho kaget dengan yang dilihatnya.
Sarada hanya terdiam. ".....?!"
Sayangnya seseorang itu bukanlah Naruto sobat , melainkan seorang Uchiha Misterius yang menyerang Sasuke di Chapter sebelumnya.
"Mata itu...!!" Sarada kaget karena orang itu memiliki sharingan.
"Apa kau kenal?" tanya Chocho.
"Kemarilah, ikutlah denganku.." ucap seorang dengan sharingan itu.
"Siapa kau?" tanya Sarada.
"UCHIHA SHIN" jawab orang itu.
"Uchiha?!" Sarada masih kebingungan.
"Jadi kau kenal dia ya??" tanya Chocho.
"Tapi, Ibu mengatakan jika Ayah adalah satu-satunya Uchiha yang tersisa...?!" pikir Sarada.
--- Versi Teks Naruto Gaiden Chapter 3 By DNI ---
"Kemarilah.." ucap Shin Uchiha sambil mengeluarkan sebuah gulungan.
"Dan jika aku menolaknya??" balas Sarada.
"Ayahku menyuruhku untuk membawamu ke hadapannya, dan kau.. harus...!!" kata Shin Uchiha.
Sarada mulai bersiap dan meletakkan bekal makanan yang dipegangnya.
"Atau aku akan memaksamu.." ucap Shin Uchiha sembari menunjukkan senjatanya.
"Hah, memangnya apa yang akan orang itu lakukan pada Kita?" Chocho masih kebingungan.
*WOOSSHHH.. Shin Uchiha mulai bergerak.
Ia melemparkan Senjatanya ke arah Sarada, namun Sarada berhasil menghindar ke atas. Kemudian Sarada membalas serangan itu dengan melempar 3 Kunai, namun berhasil ditangkis Shin Uchiha dengan mudah.
Lalu dengan reflek cepat Sarada
turun dan menginjak rantai dari bagian senjata Shin Uchiha hingga membuatnya
sulit mengendalikan senjatanya.
"Chocho!!" aba-aba Sarada agar segera menyerang orang itu.
"Chocho!!" aba-aba Sarada agar segera menyerang orang itu.
Dengan sigap Chocho langsung berada di belakang Shin Uchiha.
"BUBUN BAIKA NO JUTSU!"
Chocho membesarkan lengan kanannya dan menindih Shin Uchiha hingga tanahnya hancur.
Namun ternyata serangan Chocho gagal, Shin berhasil menghindar ke atas sobat.
Sembari diatas, Shin menarik kembali senjatanya dan membuat Chocho terhempas, membuat Sarada kehilangan keseimbangan.
"Kau ini, sangat menggangguku!" ucap Shin Uchiha yang mulai menyerang Chocho yang tergeletak di tanah.
"Chouchou!!!" teriak Sarada yang khawatir.
*BLAAARRR...
Apakah Serangan Shin Uchiha berhasil??
*TAP...
"Situasi makin menjadi rumit saja, lalu sekarang.. pertarungan antar anak-anak.." ucap Naruto.
Ternyata Naruto tiba tepat waktu dan menyelamatkan Chocho serta Sarada dengan teknik Shunshin no Jutsu nya.
"Sepertinya, anak-anak di Desa Konoha memang hebat ya.." ucap Naruto.
"Hokage.. Ketujuh.." kaget Chocho.
Shin Uchiha terus memandangi Naruto dengan tatapan Sharingan-nya.
"Sharingan ya...., oh jadi rupanya kau..?!" ucap Naruto.
APAKAH NARUTO MENGETAHUI TENTANG ORANG ITU???
Nah Juragan, itu tadi Komik Komik Naruto Gaiden Chapter 3 - Kesempatan Bertemu, jangan lupa untuk minggu depan kita bertemu lagi di sini untuk membaca kelanjutan cerita Naruto Gaiden. Terima kasih.
Sumber: Naruto Manga Chapter
Dapatkan Software Gratis disini
No comments:
Post a Comment
Kasih Komentarnya Kawan :)