Friday 12 June 2015

Kejanggalan Pertandingan Persahabatan China Vs Belanda

Kejanggalan Pertandingan Persahabatan China Vs Belanda

Kejanggalan Pertandingan Persahabatan China Vs Belanda

Pemandangan normal namun janggal terlihat dalam pertandingan persahabatan antara tim nasional (Timnas) China melawan Timnas Belanda, di mana China yang bertindak sebagai tuan rumah bisa memakai jersey home berwarna merah-merah, sementara Belanda memakai jersey away mereka yang berwarna putih-putih.
 
Masih ingatkah kita pada 7 Juni lalu saat Indonesia menjamu Belanda di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Boaz Solossa cs yang bertindak sebagai tuan rumah malah memakai jersey away, sedangkan Belanda dengan bangga menggunakan jersey home mereka yang berwarna oranye di markas kita.

Kala itu, pihak Belanda beralasan mereka sudah sepakat dengan pihak sponsor dan promotor di Indonesia untuk hanya membawa jersey home mereka ke Indonesia. Lucunya, Indonesia malah harus mengalah di kandang sendiri dan terpaksa memakai jersey away yang berwarna putih-hijau.

Kejadian ini tentu menantang logika kita, mengapa China bisa memiliki sikap, dan tak membiarkan mereka yang menjadi tuan rumah malah harus mengalah dengan menggunakan jersey away. Apalagi bila hanya untuk urusan komersial semata. Lebih hebatnya lagi, dalam laga kontra China, nama pemain Belanda yang tertera pada jersey mereka menggunakan Hanzi (huruf Mandarin).

Apa yang salah pada kita yang dengan sengaja membiarkan Belanda memakai jersey home mereka di sini? Dalam peraturan FIFA pun disebut, bila tim yang bertanding memiliki warna jersey yang mirip, maka yang bertindak sebagai tim tamu harus memakai jersey away mereka.

Padahal Presiden KNVB Michael van Praag yang sempat datang ke Kantor PSSI menemui Ketum PSSI Dhohar Arifin Husin untuk menglarifikasi persoalan kostum itu, bilang Belanda tidak membawa kostum lain. Saat melawan China, Belanda juga akan menggunakan kostum Oranye. Sekarang faktanya lain.

Jelas menggunakan jersey home yang berwarna merah-putih kala menjamu Belanda di SUGBK bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, mengingat sejarah yang kita miliki dengan negara yang pernah menjajah Tanah Air ini. Seharusnya, sejak awal hal-hal seperti ini sudah diperhitungkan oleh promotor.

Mengapa kita tak bisa membiarkan kebanggaan itu terjadi, bahkan di tanah milik kita sendiri? Mengapa promotor, sponsor, atau siapalah mereka yang membiarkan Indonesia memakai jersey away di kandang sendiri tak melihat betapa berharganya warna merah-putih pada jersey yang kita pakai saat melawan De Oranje?

Bukan bermaksud melebih-lebihkan perkara jersey apa yang kita gunakan. Kalau mau jujur, mungkin memakai jersey away atau home sekalipun, Indonesia akan tetap kalah dari Belanda. Tapi, ini adalah bagaimana kita memiliki sikap sebagai sebuah bangsa. Ada nilai-nilai tak terlupakan yang harus dihormati, bukan hanya soal komersial saja. Ini harus dijadikan pelajaran untuk laga-laga Indonesia selanjutnya, agar promotor tidak meremehkan hal-hal seperti ini lagi.

Tak peduli seberapa laku tiket yang terjual untuk pertandingan Indonesia melawan Belanda. Tak peduli berapa banyak gawang Indonesia dibobol oleh para pemain Belanda, tapi setidaknya biarkan kami bangga memakai warna Merah-Putih, warna yang memang seharusnya kita pakai dalam pertandingan itu, karena ini tanah kami. Ini kandang kami.

No comments:

Post a Comment

Kasih Komentarnya Kawan :)