Sunday 5 March 2017

Menjauhi Sifat Malas dan Lemah


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillah hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiih.
Allahumma shalli wa sallim 'ala nabiyyina Muhammad.
'Amma ba'du..

Teman-teman yang dirahmati oleh Allah Ta'ala, sebelum memulai kultum kali ini marilah kita sama-sama bersyukur kepada Allah 'azza wa jalla atas ni'mat yang Allah berikan kepada kita sehingga kita berkumpul di tempat mulia ini dan mempunyai waktu untuk mendengarkan kultum yang in syaa Allah disampaikan pada waktu singkat ini.

Kemudian, shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada nabi sang teladan kita, nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beserta para keluarga dan sahabatnya, tabi'in, tabiut tabi'in, dan para pengikutnya hingga hari kiamat nanti.

Izinkanlah saya menyampaikan kultum singkat yang berjudul "Jauhilah Sifat malas dan Lemah." Semoga kita terhindar dari sifat-sifat tersebut. Aamiin.

Seorang muslim yang ideal tidak akan pernah pernah bertemu dengan sifat lemah dan malas. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang rajin beribadah, rajin bekerja dengan sangat giat. Mengapa? Karena ia telah mengetahui bahwa sang teladannya yaitu nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memohon perlindungan kepada Allah dari akhlak yang tercela ini yaitu lemah dan malas.

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sering berdoa:

اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَ الكَسَلِ وَ الجُبْنِ وَ الهَرَمِ وَ البُخْلِ


Allahumma innii a'uudzubika minal 'ajzi wal kasal wal jubni wal harami wal bukhli

Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, pengecut, penyakit tua, dan kekikiran. (1)

Dari hadits tersebut, maka teranglah seterang sinar matahari di siang hari bahwa Rasulullah menyuruh kita ummatnya agar giat/rajin beramal dan bekerja, dan menjauhi sifat lemah dan malas.
Orang yang beriman adalah orang yang membenarkan perkataan nabi, dan setelah itu diwujudkan dengan amal perbuatan. Oleh karena itu maka di dalam diri seorang muslim yang beriman tidak akan ditemukan sifat lemah dan malas.

Maka mana mungkin kita menemukan seorang muslim yang beriman hanya duduk berpangku tangan, melamun dan menunggu hujan uang jatuh dari langit. Yang meninggalkan semangatnya dalam bekerja untuk sesuatu yang bermanfaat baginya dan bermanfaat bagi keluarganya. Tidak akan kita temukan seorang muslim yang beriman sifat panjang angan-angan, hanya bersandar di kursi empuknya namun berkhayal ingin masuk surga tanpa melakukan amal kebaikan.

Ayat ke 26 di dalam surat Al-Muthaffifiin semakin membuat orang beriman giat dalam beramal untuk kebaikannya di dunia dan di akhirat. Dengarkanlah baik-baik ayat ini.


وَفِى ذَالِكَ فَلْيَتَنَافَسِ المُتَنَافِسُوْنَ


Wa fii dzaalika fal yatanaafasil mutanaa fisuun.

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

Untuk mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi, maka hendaknya orang berlomba-lomba. Semakin giat beramal, semakin giat bekerja, menjauhkan diri dari sifat malas.

Saya akan memberikan contoh sifat lemah dan malas pada kehidupan sehari-hari. Diantaranya sebagai berik

1. Mendengar Seruan Adzan
Seseorang mendengar seruan adzan untuk shalat, namun ia tidak menjawabnya. Ia disibukkan oleh kerjaannya, dilalaikan oleh tidurnya, mengutamakan obrolan atau pekerjaan yang tidak penting lainnya. Ia terus begitu sampai waktu shalat hampir habis, barulah ia mengerjakan shalat sendirian di akhir waktu.

2. Menghabiskan Waktu untuk Nongkrong
Seseorang yang menghabiskan waktu berjam-jam nongkrong di kedai kopi padahal ia memiliki tugas yang harus diselesaikan dengan segera. Namun ia lemah dan tidak punya kekuatan untuk mengusir rasa malas, ia lebih memilih menunda pekerjaan.

3. Meninggalkan Pekerjaan yang Bermanfaat
Seseorang yang meninggalkan pekerjaan yang bermanfaat, seperti menuntaskan pekerjaan yang diembannya, belajar ilmu pertanian, belajar ilmu bisnis untuk diterapkan dalam perdagangannya, dan seterusnya yang pada dasarnya itu adalah bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.

Ia malas untuk berusaha dengan berdalih usianya sudah lanjut, sudah terlambat untuk memulai, belajar ilmu baru itu memerlukan waktu yang lama, dan alasan yang dibuat-buat lainnya. Akhirnya tanpa terasa hari demi hari berlalu, berganti tahun, dan waktu meninggalkannya dengan cepat, namun tiada satupun pekerjaan yang ia amalkan dan ilmu yang bermanfaat yang ia dapat baik dalam urusan dunia maupun urusan akhiratnya hingga ajal menjemputnya.

4. Tidak Berusaha 
Seseorang yang mendiami rumah kumuh, sempit, dan kotor. Namun ia tidak berusaha sekuat tenaga untuk berdoa meminta kepada Allah dan bekerja atau berdagang agar dapat pindah ke rumah yang lebih layak untuk dirinya dan keluarganya, agar dapat menjaga agama dan kehormatannya.

Itulah contoh sifat malas dan lemah dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita terhindar dari sifat malas dan lemah. Saya akan menguraikan kiat-kiat mengusir atau membuang rasa malas pada kultum selanjutnya. In syaa Allah.

Kesimpulan kultum kali ini adalah:

1. Rasulullah mencontohkan kita untuk selalu berdoa meminta perlindungan dari sifat tercela diantaranya yaitu sifat lemah dan malas. Untuk itu marilah kita hafalkan doa ini, dan seringlah berdoa di waktu mustajab sehingga kita menjadi manusia yang rajin beramal dan giat bekerja.

2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk bersungguh-sungguh kepada apa-apa yang bermanfaat bagi kita baik di dunia terlebih lagi untuk akhirat.

3. Janganlah bersifat lemah, oleh karena itu mintalah pertolongan Allah agar kita kuat dan terhindar dari sifat lemah.

4. Jangan menunda-nunda pekerjaan. Kerjakan pekerjaan yang diamanahkan kepada kita dengan baik dan tuntas. Jangan menunggu waktu siang, sore, atau besok. Jika kita bisa selesaikan sekarang, tuntaskan sekarang (tentu dengan melihat skala prioritas mulai dari yang terpenting, penting, dan selebihnya).

5. Jangan panjang angan-angan. Jika mempunyai impian, maka lakukan tindakan nyata, berbuatlah, bekerjalah, berdoalah agar kita dapat meraih hasilnya.

6. Selalu latihan mengusir rasa malas dan lemah. Berusaha untuk lebih giat dan rajin. Berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, jangan cepat puas. Berusaha menjadi yang terbaik. Ingatlah ayat di dalam surat al-Muthaffifin tadi "untuk yang demikian itu, hendaklah orang berlomba-lomba".

Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon dimaafkan bila ada kekurangan. Semoga kita semua dapat mengamalkan apa-apa yang sudah kita ketahui. Aamiin.


Wa billahit Taufiq. Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment

Kasih Komentarnya Kawan :)