Kejanggalan Pertandingan Persahabatan China Vs Belanda
Pemandangan normal namun janggal
terlihat dalam pertandingan persahabatan antara tim nasional (Timnas)
China melawan Timnas Belanda, di mana China yang bertindak sebagai tuan
rumah bisa memakai jersey home berwarna merah-merah, sementara Belanda
memakai jersey away mereka yang berwarna putih-putih.
Masih ingatkah kita pada 7 Juni lalu saat Indonesia menjamu Belanda
di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Boaz Solossa cs yang
bertindak sebagai tuan rumah malah memakai jersey away, sedangkan
Belanda dengan bangga menggunakan jersey home mereka yang berwarna
oranye di markas kita.
Kala itu, pihak Belanda beralasan mereka sudah sepakat dengan pihak
sponsor dan promotor di Indonesia untuk hanya membawa jersey home mereka
ke Indonesia. Lucunya, Indonesia malah harus mengalah di kandang
sendiri dan terpaksa memakai jersey away yang berwarna putih-hijau.
Kejadian ini tentu menantang logika kita, mengapa China bisa memiliki
sikap, dan tak membiarkan mereka yang menjadi tuan rumah malah harus
mengalah dengan menggunakan jersey away. Apalagi bila hanya untuk urusan
komersial semata. Lebih hebatnya lagi, dalam laga kontra China, nama
pemain Belanda yang tertera pada jersey mereka menggunakan Hanzi (huruf
Mandarin).
Apa yang salah pada kita yang dengan sengaja membiarkan Belanda
memakai jersey home mereka di sini? Dalam peraturan FIFA pun disebut,
bila tim yang bertanding memiliki warna jersey yang mirip, maka yang
bertindak sebagai tim tamu harus memakai jersey away mereka.
Padahal Presiden KNVB Michael van Praag yang sempat datang ke Kantor
PSSI menemui Ketum PSSI Dhohar Arifin Husin untuk menglarifikasi
persoalan kostum itu, bilang Belanda tidak membawa kostum lain. Saat
melawan China, Belanda juga akan menggunakan kostum Oranye. Sekarang
faktanya lain.
Jelas menggunakan jersey home yang berwarna merah-putih kala menjamu
Belanda di SUGBK bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia,
mengingat sejarah yang kita miliki dengan negara yang pernah menjajah
Tanah Air ini. Seharusnya, sejak awal hal-hal seperti ini sudah
diperhitungkan oleh promotor.
Mengapa kita tak bisa membiarkan kebanggaan itu terjadi, bahkan di
tanah milik kita sendiri? Mengapa promotor, sponsor, atau siapalah
mereka yang membiarkan Indonesia memakai jersey away di kandang sendiri
tak melihat betapa berharganya warna merah-putih pada jersey yang kita
pakai saat melawan De Oranje?
Bukan bermaksud melebih-lebihkan perkara jersey apa yang kita
gunakan. Kalau mau jujur, mungkin memakai jersey away atau home
sekalipun, Indonesia akan tetap kalah dari Belanda. Tapi, ini adalah
bagaimana kita memiliki sikap sebagai sebuah bangsa. Ada nilai-nilai tak
terlupakan yang harus dihormati, bukan hanya soal komersial saja. Ini
harus dijadikan pelajaran untuk laga-laga Indonesia selanjutnya, agar
promotor tidak meremehkan hal-hal seperti ini lagi.
Tak peduli seberapa laku tiket yang terjual untuk pertandingan
Indonesia melawan Belanda. Tak peduli berapa banyak gawang Indonesia
dibobol oleh para pemain Belanda, tapi setidaknya biarkan kami bangga
memakai warna Merah-Putih, warna yang memang seharusnya kita pakai dalam
pertandingan itu, karena ini tanah kami. Ini kandang kami.
No comments:
Post a Comment
Kasih Komentarnya Kawan :)