Friday 29 May 2015

Komik Naruto Gaiden Chapter 5 - MASA DEPAN (Lebih Seru)



Pada Pagi ini saya akan share Cerita Naruto Gaiden Chapter 5, Naruto Gaiden Chapter 5 ini lebih seru dengan Naruto Gaiden Chapter sebelumnya, sebelum membaca Naruto Gaiden Chapter 5 sebaiknya baca dulu Naruto Gaiden Chapter4. Langsung saja yang sudah membaca chapter sebelumnya, silahkan memmbaca Naruto Gaiden Chapter 5 di bawah ini .

Cerita Komik Naruto Gaiden Chapter 5 Lebih Seru
 

NARUTOGAIDEN CHAPTER 5 - MASA DEPAN



Setelah menyelamatkan Sarada dan Chochou dari hadangan Shin Uchiha, Naruto memutuskan untuk mengajak kedua anak itu pergi bersamanya untuk menemui Sasuke di sebuah tempat yang sudah dijanjikan.
Perjalanan cukup jauh telah mereka bertiga lewati untuk sampai ke lokasi pertemuan tersebut. Namun ketika sedikit lagi hampir sampai, Chochou yang kelelahan memutuskan untuk berhenti sejenak, Naruto pun ikut menemani Chochou. Sementara Sarada yang sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan sosok sang Ayah memutuskan untuk pergi ke menara terlebih dahulu.
Sharingan 1 tomoe dari anak gadis Uchiha itu bangkit karena perasaan harunya akan bertemu sang Ayah yang ia nantikan begitu lama. Tapi yang harus terjadi diluar dugaan Sarada, awal pertemuan itu menjadi mimpi buruk baginya.


Naruto Gaiden Chapter 5 Versi Teks



Sasuke menghunuskan katana miliknya kearah Sarada yang ia kira anak perempuan itu adalah bagian dari musuh yang menyerang dirinya sebelumnya. Katana itu ia hempaskan tepat di samping wajah Uchiha kecil itu sampai menancap ke dinding dibelakangnya.
Sasuke melepaskan pegangan katana itu, ia bermaksud menyerang langsung dengan tangan kanannya. Hal itu sampai membuat Sarada berteriak. "Kya!!! Papa!!!" yang begitu ketakutan atas apa yang dilakukan orang tuanya itu.
Mendengar teriakan "Papa" dari orang yang diserangnya. Sasuke tiba-tiba menghentikan serangan tangan kanannya itu, sesaat ia menyadari "Ini..." pikirnya memperhatikan seorang anak yang ada dihadapannya itu.
"Kau, Sarada? " ucap Sasuke, ia mengenalinya.
Mereka berdua terdiam, menatap satu sama lain. Sarada menangis ketakutan, Sasuke seperti tak percaya anaknya ada dihadapannya sekarang.
"Aku tahu." ucap Sasuke begitu mudahnya.
"Sedangkan aku, aku langung tahu kalau kau adalah Papaku." ucap Sarada agak sinis.
Mereka berdua jadi tidak tahu harus berkata apa, Sarada membayangkan petemuan yang ia impikan, memeluk sang Ayah, namun hal itu tak terjadi. Tak lama, dua orang yang bersama Sarada sampai ke lokasi pertemuan, Naruto dan Chochou membuka pintu tempat itu.
"Jadi kau disini?" ucap Naruto melihat Sasuke.
"Maaf Sasuke, aku sedikit terlamabat."
"Naruto! Kau berhutang penjelasan padaku!"
"Mengapa kau datang dengan anak-anak ini?! tanya Sasuke.
"Aku tidak merencanakannya, tapi...."
Sarada langsung menimpali jawaban yang dinginkan Ayahnya. "Aku yang ingin bertemu denganmu, Papa!" ucap Sarada.
Sementara Chochou yang melihat seorang Sasuke dihadapannya mulai beranggapan aneh lagi. "Aku tahu!!" ucapnya. "Orang ini terlihat tampan dan memikat, apa mungkin dia adalah Ayahku?!" tambah dipikirannya.
"Aku tahu kalau Hokage akan pergi menemui Papa, jadi aku mengikutinya, karena aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan." ucap Sarada.
"Tentang apa?" tanya Sasuke.
"Um... Ini... adalah tentang... Mama."
"Apakah dia memang benar-benar.... Mama kandungku?"
Sementara itu di desa Konoha, tempat dimana Sakura dirawat dan beristirahat setelah pingsan, terlihat Sakura sudah sadarkan diri dan sedang mengobrol tentang Sarada dengan Shizune.
"Dia memiliki foto lama Tim Taka.. aku tahu kalau dia pergi mencari Ayahnya." ucap Shizune.
"Anak itu... tidak mungkin!" respon Sakura, wajahnya masih terlihat seperti kelelahan.
"Jadi dia pergi ke menara di atas tebing itu ya?." tanya Sakura.
"Dari apa yang dikatakan Shikamaru, itu memang benar." jawab Shizune.
Kembali ke tempat pertemuan Naruto dan Sasuke.
"Apa?! Apa yang kau bicarakan?!" Chochou keheranan atas pertanyaan Sarada.
"Apa ada yang terjadi yang aku tidak tahu?" Sasuke merespon pertanyaan Sarada, ia masih tetap begitu dingin dan tenang meski ini pertemuan pertama dengan anaknya.
Mendengar jawaban sang Ayah yang seperti itu, Sarada sedikit geram. "Kau... malah bertanya apa yang terjadi?" wajahnya mulai tampak kesal, menggigit giginya dengan keras saking geramnya.
"Oh ayolah! Kau bahkan tidak pernah pulang ke rumah!!"
"Mengapa kau meninggalkan Mama?!!"
"Lupa dengan wajah putrimu, itu semua kenapa Papa lakukan?!"
Sarada mulai mengekspresikan perasaannya. Ia lalu mengeluarkan foto yang ia bawa, foto yang ia temukan tersembunyi dirumahnya, foto sang Ayah dengan timnya dulu, dimana ada Karin, Suigetsu dan Juugo berdiri di samping Sasuke.
"Siapa gadis disebelah Papa ini yang memakai kacamata yang sama denganku!? Kau pikir Mama akan menceritakannya padaku?!"
"Mama tidak pernah menjawabnya!! Kau tidak pernah ada, bahkan aku ragu bisa mempercayai kalian berdua?! Hidupku adalah mimpi buruk!!" ucap Sarada, ia benar-benar mengungkapkan perasaan yang ia pendam selama ini, nafasnya sedikit terengah-engah mengatakannya. Tapi ia belum selesai.
"Ditambah... Aku tidak tahu dimana dan apa yang sedang Papa lakukan selama ini!!"
Sasuke yang mendengar rentetan pertanyaan dari Sarada terdiam sejenak. Lalu ia pun menjawab.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu..."
Mendengar jawaban sang Ayah lagi-lagi seperti itu. Sarada tampak kecewa. Ia pergi meninggalkan ruangan pertemuan tersebut. "Sudah cukup!!" ucapnya begitu kesal, sedih, bercampur disana.
"Hey, Sarada!" ucap Naruto.
"Oh.. jadi itu adalah papanya Sarada." ucap Chochou.
Naruto pun mengikuti Sarada keluar, terlihat Sarada diluar tertunduk menangis, kesedihan begitu ia rasakan. Melihat itu, Naruto kemudian mengingat sesuatu, kejadian setelah ia dan Sasuke bertarung bersama untuk menyegel Kaguya, Naruto Sasuke, dan juga ada Sakura disana berkumpul dengan para pimpinan desa lain.
"Naruto, dengarkan aku..." ucap Sasuke saat itu.
"Ingat ketika kita menyegel Kaguya bersama, dan pembicaraan tentang membentuk Pasukan Zetsu Putih untuk berperang, meskipun akhirnya tak harus sampai sejauh itu untuk mengalahkannya, tapi itu terus mengusik pikiranku selama ini. Jadi aku memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri tentang ini." masih ucap Sasuke di tengah para pemimpin desa-desa.
"Yang kutemukan adalah, pasukan itu sudah dibentuk, bahkan lebih awal dari yang kita duga."
"Apa maksudmu?" tanya pimpinan desa Kumo, Darui.
"Ini... hanyalah sebuah hipotesis, tapi aku punya bukti yang mengarah pada hal itu dan itu berarti mungkin saja bahwa sesuatu yang jauh lebih mengerkan daripada Kaguya sudah muncul di area ini."
"Jadi, masih ada musuh yang serupa dengan Kaguya?" tanya Sakura yang saat itu berdiri disamping Sasuke.
"Paling tidak itu bukan hal yang mustahil."
"Bagaimana cara kita menjelaskan masalah semacam ini kepada orang-orang yang bahkan belum pulih sepenuhnya dari perang kemarin, dan dengan musuh sekuat itu pula." ucap pemimpin desa Kiri, Choujuro.
"Tapi ini hanya hipotesis, jadi tidak perlu membuat orang-orang gelisah karena masalah ini. Untuk sementara kita rahasiakan saja masalah ini diantara kita berlima." ucap pimpinan desa Iwa, Kurotsuchi.
"Itu ide bagus." tanggap pemimpin terakhir yang ada disana, pemimpin desa Suna, Gaara.
"Sasuke, aku ikut denga..." Naruto mencoba menawarkan sesuatu.
"Kau tinggalah dan lindungi desa ini Hokage, lagipula aku yang bisa menelusuri jejak Kaguya dengan Sharingan-ku. kau urus saja tugasmu dan kuurus tugasku. Bukankah ini 'kerjasama' yang kau inginkan?"
"Tolong rahasiakan pergerakanku dari semua orang kecuali yang ada di sini. Jadikan ini sebagai misi sangat rahasia, jika kau ingin masa depan yang lebih cerah dan selalu lebih bak. Benar kan?"
Itulah pertemuan antara para pemimpin desa dengan Sasuke juga Sakura yang saat ini Naruto ingat. Ia yang melihat Sarada menangis langsung menghampirinya, menepuk pundaknya dan duduk disampingnya.
"Sarada... maukah kau mempercayaiku kali ini saja?"
"Ayahmu... tidak diragukan lagi adalah seorang ninja yang hebat."
Sarada mengengok kearah Naruto yang mencoba menenangkan hatinya. Tangisannya sedikit berhenti, sepertinya kali ini Sarada sudah bisa lebih tenang.
Di tempat lain, Sakura mulai pergi seorang diri menyusul Sarada.
Sementara di tempat musuh yang menyerang Sasuke dan Naruto sebelumnya. Disana tampak mini Juubi, Shin Uchiha, dan satu lagi sosok orang berjubah Akatsuki yang masih misterius identitasnya.
"Kita harus mempersiapkan tujuan kita." ucap orang berjubah Akatsuki itu, sementara orang yang bernama Shin tunduk padanya di belakangnya.
Orang berjubah Akatsuki itu mulai menampakkan dirinya, pertama lengan kirinya terlihat dimana disana ada bola mata Sharingan yang sangat mirip dengan apa yang ada di lengan Danzo dulu.
"Kebangkitan kembali Akatsuki!!" ucapnya, ia membuka jubah yang menutupi wajah dan kepalanya, kini tampak jelas bagaimana rupa orang misterius itu, sangat-sangat mengejutkan, di bagian kepala yang tanpa rambut itu ada juga beberapa bola mata Sharingan yang ditanam.
Selain itu, terdengar ucapan menuruti perintah dari beberapa orang, yang ternyata mereka semua adalah Shin Uchiha, ternyata tidak hanya satu, tapi ada satu dua tiga, sampai enam sosok Shin Uchiha disana.
Tak lama, mereka mulai melakukan serangan, mini Juubi dengan kekuatan berpindah dimensinya mengantarkan mereka semua menuju ke atap tempat pertemuan Sasuke dan Naruto, kini mereka telah sampai disana dengan begitu cepat.
Di dalam menara pertemuan, Chochou berbicara pada Sasuke, ia menyarankan sesuatu. "Ambil ini dan cepat berbaikan dengan Sarada, ini rasa kaldu lho." ia memberikan cemilannya pada Sasuke, tapi tentu saja Sasuke tak menggubris hal itu, ia dengan cepat merasakan hawa keberadaan musuh di luar sana.
Di luar, "Ayo maju Shin!" ucap pria berkepala tanpa rambut dengan Sharingan yang ditransplantasikan disana turun dari atap mulai menyerang.
"Baik." balas Shin.
Mata sebelah kanan pemimpin berjubah Akatsuki itu berubah menjadi bentuk Mangekyou Sharingan, bentuk Mangekyou yang sama dengan yang Shin tunjukkan sebelumnya. Senjata seperti pisau ia lemparkan kearah Naruto dan Sarada, tak hanya satu tapi cukup banyak.
Di sisi seberang, Naruto dan Sarada yang masih duduk di luar kini terancam. Tapi Naruto juga dengan cepat menyadari ada sesuatu dari atas yang mengancamnya.
Naruto dengan sigap menghalau serangan yang datang ke dirinya dan Sarada, melihat hal itu pemimpin musuh berjubah Akatsuki tak tinggal diam, ia mencoba melemparkan sesuatu itu lagi kearah Naruto, tapi Naruto dengan cepat mengeluarkan chakra Kurama yang melindungi dirinya dan Sarada.
Sasuke akhirnya keluar dari dalam tempat pertemuan, ia berdiri di depan Naruto dan Sarada, menghadang musuh yang semakin mendekat. Kini kedua mata Sharingan milik Sasuke dan pemimpin musuh berjubah Akatsuki itu saling berbentrokan.


--- Bersambung ke Naruto Gaiden Chapter 6 ---

 

Sumber: Naruto Manga Chapter

Tag:

Komik Naruto Gaiden Chapter 5 - MASA DEPAN (Lebih Seru)
NARUTO GAIDEN CHAPTER 4 - KESEMPATAN BERTEMU BAGIAN 2 
Komik Naruto Gaiden Chapter 3 - Kesempatan Bertemu
NARUTO GAIDEN CHAPTER 2 - BOCAH YANG MEMILIKI SHARINGAN

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Kasih Komentarnya Kawan :)